Sabtu, 03 Februari 2018

Curhat random (not related to anything. Just my trash)



Hello, long time no write :’D anyway... bingung juga mau nulis apa, sebenernya selama setengah tahun terakhir ini udah banyak banget yang mau ditulis, dituang, diceritakan dan dibagikan, tapi berhubung terlalu banyak, aku jadi bingung harus mulai darimana. Jadi, tulisan pertamaku di tahun 2018 akan aku awali dengan curhat random =’D

      Akhirnya, aku resmi menjadi siswa semester akhir. Aku semester delapan sekarang. Apa saja yang sudah aku dapatkan selama kuliah? Yang jelas banyak, banget. Aku gak mungkin dapetin pengalaman dan ilmu seperti yang aku miliki sekarang kalo aku gak kuliah. Thanks to you, mama and ayah, kalian masih sanggup sekolahin aku sampe ke jenjang perguruan tinggi, melihat background pendidikan mama dan ayah yang tidak seberuntung aku. Meskipun begitu, aku beruntung memiliki orang tua yang visioner, menganggap kalo pendidikan tinggi itu penting. Well, bagi sebagian orang mungkin tidak, tapi bagiku pendidikan tetaplah penting. Ilmu adalah hal yang akan selalu berharga sepanjang masa.

      Menjadi mahasiswa tingkat akhir ternyata sulit. Setidaknya menurutku. Padahal aku sudah tidak memiliki jadwal perkuliahan sama sekali. Pure, aku hanya fokus menulis skripsi dan ujian comprehenship. Meskipun begitu, ternyata kegiatan berpikir dan menulis ini ternyata lebih menguras tenaga dan pastinya pikiran. Kurasa bukan hanya aku, tapi aku benar-benar merasa lelah setelah banyak berpikir. Aku bergadang untuk berpikir meskipun belum tentu akhirnya akan menghasilkan sesuatu, lalu paginya aku bangun dan bersiap untuk kembali berpikir. Aku diburu oleh waktu, meskipun sebenarnya alu bisa saja bersantai. Tapi tidak, aku tidak ingin bersantai. Ku kira aku sudah cukup pernah mengabdi pada jurusanku meskipun tidak terlalu banyak. Setidaknya aku sudah memiliki pengalaman organisasi. Jadi, aku tidak memiliki alasan untuk berlama-lama lagi di kampus. Usiaku masih sangat muda, masih banyak hal yang ingin aku jelajahi dan kerjakan. Selain itu, aku juga tidak ingin membebani orang tuaku lebih lama lagi, baik secara finansial ataupun bukan. Biarlah aku yang membantu mereka, sesegera mungkin.

     Aku sudah melalui satu tahap, setidaknya begitu. Aku sudah mengikuti seminar proposal, meskipun revisinya cukup rumit, tapi aku yakin aku masih bisa melanjutkan penelitianku. Ini adalah maha karyaku, hasil dari rasa penasaranku, jadi aku harus bisa menyelesaikannya. Meskipun aku tidak terlalu berminat untuk menghasilkan penelitian yang “langka” atau “hebat”, setidaknya aku berusaha semaksimal untuk untuk menambah hal baru di perpustakaan fakultasku. Baiklah, aku tidak ingin membicarakan penelitianku lebih lanjut. Doakan saja semuanya berjalan lancar.
        
       Hmm.. apalagi yang ingin aku bahas ya? Ah, iya, ini hanya sedikit isu yang akhir-akhir ini kembali sering aku dengar, tentang pekerjaan. Saat ini aku merasa seperti sedang bercermin. Beberapa kali aku mendapat pertanyaan seputar pekerjaan. Kali ini bukan hanya tentang jurusanku, tapi semua jurusan. Well, saat ini aku sedang aktif mengajar Bahasa Inggris pada anak SMA kelas 12, tentu saja, pertanyaan ini menjadi hal yang menghantu mereka, “kalau aku masuk jurusan ini, aku akan jadi apa?” aku berpikir, dulu juga aku pasti begitu. Aku memang ingat aku pernah menanyakan hal tentang pekerjaan pada guru les, orang tua, guru di sekolah, bahkan pada senior-seniorku. Dan kini aku merasakan bagaimana perasaan mereka saat aku menanyakan hal itu dulu, antara sebal dan maklum. Aku akan membahas apoin maklum lebih dulu. Sebagai anak baru gede, dewasa muda, remaja tanggung, pasti bingung memikirkan masa depan. Kalo ku ingat kembali, masa SMA itu adalah masa yang antara peduli dan tidak peduli dengan cita-cita. Aku sendiri ketika kelas 12 tidak tahu ingin jadi apa, yang jelas entah mengapa aku masih menyesali kenapa aku tidak ngotot masuk kedokteran dan menjadi dokter. Baiklah, kembali ke topik. Jadi, dengan perasaan yang seperti itu, antara bingung dan tidak, wajar saja bila di dalam lubuk hati mereka, mereka merasa cemas terhadap masa depan mereka. Mereka ingin mempersembahkan yang terbaik untuk orang tua mereka. Dan pekerjaan adalah salah satunya. Semakin hebat si anak di masa depan, semakin bangga orang tuanya. Jadi sebisa mungkin aku sabar dalam menjawab pertanyaan itu, berusaha objektif sebaik mungkin.
        
         Poin sebalnya adalah... tidak ada yang tahu bagaimana masa depan kecuali Allah SWT, sang maha pencipta. Termasuk dalam urusan pekerjaan. College is about skill. You choose that major, I think you should master the skill in that major. Singkatnya, kamu kuliah jurusan Sastra Inggris, otomatis orang akan menganggap bahwa kamu pinta berbahasa Inggris dan memiliki pengetahuan yang dalam mengenai Sastra Inggris. Itulah yang akan menjadi keahlian kamu. Orang tidak akan peduli dengan alibimu yang berkata “aku emang jurusan Sastra Inggris, tapi aku tidak bisa bahasa Inggris.” Lantas orang akan bertanya apa yang selama ini kamu lakukan saat kuliah? Nongkrong? Demo? Speak up is necessary, but study is our priority. Urusan pekerjaan itu urusan takdir. Toh banyak yang ngambil teknik atau bahkan sains tapi kerjanya di perbankan. Gak nyambung kan? Lantas akan kamu sebut apa itu selain takdir? Jadi saat ini, yang paling penting adalah belajar. Belajar bisa dimana pun, kapan pun, dari siapa pun dan tentang apapun. Semakin banyak belajar, semakin banyak tahu dan banyak pengalaman, karena guru yang sebenarnya adalah pengalaman. Orang cenderung akan berubah setelah ia mendapat pengalaman. Oleh karena itu pengalaman sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Semakin baik pengalamannya, semakin mampu ia untuk mengubah lingkungan sekitarnya dengan hal-hal yang baik pula. Hmm.. aku jadi mikir inilah alasan kenapa orang berpengalaman selalu yang lebih dulu dipilih dalam segala hal. Tapi tenang, kalaupun kita belum punya pengalaman akan sesuatu, maka jangan takut untuk belajar untuk memiliki pengalaman tersebut.

Kembali lagi ke kehidupan perkuliahanku. Mungkin ini hanya di kampusku, aku tidak tahu pasti, maafkan kalau aku salah. Tapi di kampusku mahasiswa di kelas tidak di acak lagi susnannya. Setiap kelas di setiap angkatan akan terus bersama-sama selama kurang lebih empat tahun. Dan hampir empat tahun ini aku selalu bersama teman-temanku yang baik dan menyenangkan, Absurdism. Hampir setengah tahun ini kita jarang sekali berdiskusi atau ribut di kelas, dan aku sangat merindukan hal itu. Jarang kita memiliki pemahaman yang sama terhadap sesuatu, oleh karena itu tidak heran kalau ada saja yang keluar atau menghindari forum daripada terjadi clash di antara sesama warga Absurdism. Tapi percayalah kamerad, aku sangat menikmati dan mensyukuri hal itu. Aku bahkan sering berpikir, aku tidak mungkin bisa sampai di titik ini kalau tanpa kalian. Ya, siapa yang bisa bertahan hidup dalam kesendirian dan kesepian, mustahil. Manusia adalah mahluk sosial. Seberapapun kesepiannya seorang manusia, setidaknya ia pasti pernah berpapasan dan bertukar pandang dengan seseorang di suatu tempat di suatu waktu. Itu adalah salah satu bentuk kontak sosial, bukan? Kamu anti-sosial? Aku tidak percaya. Kau sedang berbicara denganku di tulisan ini saat ini.

       Bagaimanapun, tulisan ini aku dedikasikan untuk teman-temanku yang baik. Untuk orang-orang yang telah ikut campur tangan dalam kehidupanku hingga menciptakan aku yang sekarang, percayalah, kalian berpengaruh meskipun sedikit banyak tetaplah aku yang menentukan bagaimana aku harus bersikap dan bertindak. Aku mungkin pernah dan masih tidak menyukai diriku dalam beberapa hal, tapi aku lebih sering berpikir bahwa aku harus menjadi orang yang mencintai diriku sendiri dibandingkan orang lain yang melakukannya. Aku percaya diriku. Aku mampu. Aku adalah aku yang paling tahu semua hal tentang diriku, selain Tuhanku.

Sabtu, 13 Mei 2017

Sepikin Aja Suka Duka Semester Enam

   

Sudah lama sejak terakhir kali aku nulis di blog aku ini. Aku gak yakin apa visitor blog aku ini masih ada atau nggak, aku tidak terlalu memperdulikan hal itu. Yang terpenting bagiku adalah aku menulis. Kali ini aku hanya ingin berkicau tentang kehidupan mahasiswa semester enam yang saat ini sedang aku jalani dan akan segera berakhir. Bagian awal dari tulisanku ini, biarlah menjadi awal cerita yang tentu akan ada kaitannya dengan kehidupan semester enamku di kampus.

Aku adalah mahasiswi biasa, bisa kuliah karena orangtua yang sangat menyayangiku masih sanggup menanggung biaya hidup dan pendidikanku. Kadang rasanya aku sedikit malu bila mengingat usiaku yang sudah dua puluh tahun tapi masih sangat bergantung pada orang tuaku. Ayah bilang, “gak apa-apa selama ayah mampu”. Thank God ! you’ve gave me the kindest father. Mama juga bilang, “kuliah pasti susah”, jadi aku hanya harus fokus kuliah dan menggapai semua cita-citaku. Itulah yang akan membuatnya bahagia dan senang. Again, no words can express my feeling to have best mother and partner like her in my whole life ! so I decide to do my best in my new page, college.

Dulu, ketika masih jadi anak SD, aku adalah anak yang malas dan.. I can say that I was a fool. Nilaiku selalu jelek di hampir semua mata pelajaran kecuali PJKR, Bahasa Indonesia dan seni rupa. Sampai akhirnya aku bertemu sahabat yang mampu membantuku bangkit dan lebih baik seperti sekarang. Mengenalnya, membuatku menjadi sosok yang akademisi. Aku senang ikut ambil andil dalam suatu kegiatan, baik di lingkungan sekolah, rumah dan kampus seperti saat ini. Aku senang menjadi sibuk, sampai... aku tidak terlalu memikirkan kehidupan cinta remaja yang lazimnya di alami gadis seusiaku. Kalian boleh tanyakan hal apapun padaku, aku bisa saja menjawab sesuai dengan apa yang terpikirkan olehku. Tapi percayalah, untuk urusan percintaan, pengalamanku tidak lebih dari selembar pecahan uang 10 ribu rupiah di dompet. Sangat sedikit dan hanya bisa digunakan untuk mendapatkan jatah satu waktu makan. Meskipun begitu, tapi tetap saja hal itu berarti. Setidaknya aku bisa merasa kenyang dan tetap berkegiatan. Hahahahahahaha kalian pasti merasa aku keluar dari topik ? padahal tidak, itu hanya analogi yang aku gunakan untuk menggambarkan kehidupan cinta yang aku alami, yang keadaannya masih sama sampai saat aku menulis cerita ini. kalian tidak mengerti ? kalau begitu, jangan terlalu dipikirkan, aku tidak ingin menanggung resiko akibat kalian sakit kepala karena memikirkannya.

Well, dari sifatku yang bisa kusebut ‘akademisi’ itu, aku selalu meletakan belajar dan sekolah sebagai prioritasku. Aku selalu berusaha mendapatkan hasil yang terbaik semampuku. Dan berusaha tetap bersyukur meskipun seringkali aku juga kadang merasa tidak puas, manusiawi. Disisi lain, aku juga orang yang mudah berteman dan senang dengan pertemanan, begitulah aku menilai diriku. Ku rasa aku tetap objektif sampai disini. Nah, dari sifatku itulah... aku tidak takut dengan kesibukanku. Aku bisa berbagi apapun dengan teman-temanku. Mereka memang membantu. Karena kesibukanku itu juga, di awal perkuliahan, aku sering kali pulang saat hari telah malam. Sisi baiknya, karena terbiasa sibuk dan berkegiatan, tubuhku jadi dituntut untuk tetap sehat, maka aku jarang sakit seberapapun lelahnya aku. Padahal, aku masih seringkali mengabaikan pola hidupku yang jauh dari kata teratur. Ah, menulis ini membuatku benar-benar terkenang saat itu. Aku merindukannya.

Menjelang kenaikan semester lima, aku dapat peringatan dari mama. Mama menilai aku terlalu sibuk dan ia khawatir bahwa aku mulai mengabaikan kuliahku. Tidak, padahal tidak seperti itu. Aku tetap bisa menyeimbangkan kuliahku dan kegiatanku di luar perkuliahan. Aku benar-benar melakukannya dengan baik meskipun aku jadi jarang memiliki waktu untuk keluarga dan bahkan untuk  diriku sendiri. Akhirnya aku harus menerima permintaan mamaku, ia memintaku untuk berhenti dari semua kegiatan yang cara melepasnya pun harus satu persatu, aku tidak dapat melepaskan semuanya begitu saja. Ada tanggung jawab yang harus aku selesaikan sebelum aku mengakhirinya. Maka setelah melakukan itu semua, di semester lima aku benar-benar sudah bebas dari kegiatan diluar perkuliahan. Pernah aku berpikir bahwa, mungkin mama melarangku bukan hanya karena khawatir aku mengabaikan kuliah dan belajar. Lebih dari itu, mama pasti mulai merasa kesepian di rumah karena ayahku sering bertugas di luar kota , adikku yang sedang senang bermain dengan teman-temannya sebelum perpisahan, dan aku yang memang selalu sibuk sendiri.

Aku benar-benar mencicipi semua masanya. Saat dimana aku mejadi kunang-kunang (kuliah-nangkring), lalu menjadi kura-kura (kuliah-rapat) dan berakhir menjadi kupu-kupu (kuliah-pulang) seperti saat ini. Awalnya aku merasa bosan dan seringkali merasa tidak berguna. Disaat teman-temanku yang lain mulai melebarkan sayapnya di suatu instansi dengan link yang tampak menjanjikan, aku malah harus berhenti. Benar-benar berhenti. Namun di setiap kejadian selalu ada hikmahnya, dari berhentinya aku di semua kegiatatan (selain perkuliahan), aku bisa kembali melakoni hobi-hobi yang sudah cukup lama aku tinggalkan. Di saat sedang sibuk, aku hanya melakukan hobi menulis dan membaca novel. Tapi sekarang, aku bisa kembali belajar memainkan gitar, menonton anime, menggambar dan fangirling ! ah tidak, gitarku rusak, jadi aku benar-benar tidak bisa memainkannya saat ini. Akhirnya aku fokus pada hobiku yang menulis, membaca novel (sebenarnya aku juga sering membaca webtoon), menonton anime, menggambar dan fangirling.
Satu semester, di semster lima, benar-benar saat yang paling tepat dan mulus bagiku untuk melakukan hobi-hobiku. Aku mulai kembali belajar menggambar, khususnya digital fanart. Dan kurasa aku sudah memiliki kemajuan yang cukup baik. Tunggu, biar aku persingkat. Jadi karena aku adalah seorang fangirl, maka semua hobiku aku kaitkan dengan fangirling. Aku tetap menulis, hanya saja kiblat menulisku saat ini adalah menulis fanfiction. Aku juga menggambar, tapi objek gambaranku adalah idola-idolaku. Aku juga masih senang membaca, tapi aku lebih sering membaca fanfiction dibandingkan novel. Aku benar-benar menikmati saat ini, dimana aku bebas untuk fangirling. Dari hobiku yang satu ini, aku bisa mengeksplor banyak hal. Dulu, ruangku sangat terbatas. Dibatasi waktu, media dan juga tempat. Tapi karena setelah kuliah aku langsung pulang ke rumah, maka aku bebas fangirling. Banyak sekali hal yang aku dapatkan dari fangirling ini; semangat, kemampuan yang telah aku eksplorasi, dan juga pengetahuan. Belajar bisa darimana saja dan kapan saja bukan ? aku bukannya mempromosikan atau mebanggakan diriku sebagai seorang fangirl. Tidak. Tapi begitulah kenyataannya. Karena sesungguhnya menjadi fangirl juga bukan sesuatu yang mudah, percayalah.

Nah, di satu sisi, aku menjadi semangat dan bahagia karena hobi fangirlingku itu, tapi di satu sisi aku juga jadi mulai malas. Kalau sudah begitu, aku tidak boleh terlena. Bangkit lalu kerjakan ! begitulah yang selalu aku katakan pada diriku. Aku benar-benar ingin bisa menajadi perempuan sukses. Tentu saja, aku ingin menunjukan dan membagi kesuksesanku itu pada orang tuaku dan juga idolaku. Karena merekalah aku tetap semangat meskipun semakin lama perkuliahanku semakin menyebalkan. Tapi tidak ada kesuksesan yang di raih dengan mudah. Maka aku hanya perlu bersabar dan tetap berusaha maksimal.

Saat ini, semester enam benar-benar menduduki peringkat perkuliahan yang paling sulit. Pernah aku berpikir bahwa, aku menyesal berada disini. Berada di kampusku ini. semuanya serba sulit untuk orang sepertiku yang lurus-lurus saja. Tapi Tuhan telah menciptakan skenario terbaikNya untukku, aku hanya perlu menjalaninya dengan tabah. Tugas yang tidak pernah berhenti datang, dosen yang kian menyebalkan dan juga ketentraman diri yang jarang di dapatkan. Aku benar-benar digilakan oleh tugas. Aku berani bertaruh bahwa tugas-tugas ini tidak sebanding sifat menyebalkannya dengan orang paling menyebalkan yang pernah aku temui. Tugas-tugas ini adalah juaranya ! Aku benar-benar ingin memaki, kesabaranku seolah diuji dengan semua tuntutan yang seringkali di luar nalarku. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan “lawan” yang saat ini sedang aku hadapi. Sempat aku berpikir bahwa, apa aku salah tempat ? apa aku bisa melalui semua ini ? apa aku akan berhasil ? apa ini akan dengan mudah aku selesaikan ? dan jawaban yang seringkali terlintas adalah ; sulit, tidak akan mudah tapi kau pasti bisa, ini akan memakan waktu yang lama, kau memang salah tempat. Terkutuklah pikiranku, bahkan diriku sendiri meng-aamiin-kan semua pemikiranku itu.

Aku sering mengkhawatirkan diriku, aku benar-benar khawatir bahwa aku akan kesulitan menghadapi saat ini. Meskipun sudah akan berakhir, tapi tugas akhir yang menanti itu sungguh membuat sesak napas dan emosi dalam satu waktu. Aku selalu memiliki pemikiran bahwa aku adalah orang yang berpikiran terbuka dan simpel. Tapi seolah sifat lumrahku itu tidak sesuai dengan lingkungan kampusku, aku sendiri jadi kewalahan. Aku bukannya merasa tidak cocok, tapi aku berpikir bahwa tugas-tugasku tidak mengizinkanku untuk mengenal dengan baik sikap seperti apa yang harusnya aku miliki untuk tetap bertahan dengan baik di lingkungan kampusku. Mereka dengan mudahnya menuntut dan memaksa, seolah kami semua sama. Seolah kami tidak akan memerlukan proses yang tentunya akan berbeda-beda bagi pribadi kami masing-masing. Dan disini, aku merasa agak berbeda. Aku bukanlah pendatang dari tempat yang telah memahami hal-hal tertentu dengan sangat baik. Aku bahkan merasa harus mengejar ketertinggalanku dan aku tentu perlu waktu. Tapi dimana waktuku ? aku takut mengulur dan menjadi semakin lama supaya bisa segera lolos dari kampus ini. well, sampai disini sepertinya aku mulai memperlihatkan emosiku. Percayalah, aku memang selalu emosi dan kesal setiap kali mengingat hal ini.

Ah ya, jangan lupakan tentang proposal penelitian. Atau yah, proposal skripsi. Sebelum menulis skripsi, mahasiswa tentu harus membuat proposal. Dan itu juga tidak mudah ! apa yang mudah di dunia perkuliahan ? tidak ada. Lingkungan ini benar-benar membuatmu harus bertahan bagaimanapun caranya. Meskipun kau memiliki banyak teman, tapi yang paling baik untuk kau andalkan adalah dirimu sendiri. Apa aku berkata berlebihan ? aku rasa tidak. Well, begitulah prespektifku. Itulah yang aku rasakan.

Meskipun begitu, aku harus tetap semangat untuk menyelesaikan apa yang telah aku lakoni, pertaruhkan dan jalani selama hampir tiga tahun ini. Aku berharap aku bisa menyelesaikan semua ini dalam waktu kurang atau paling tidak tepat satu tahun kemudian. Untuk memotivasi diriku sendiri, aku boleh bertaruh bahwa aku memang akan berhasil. Karena, aku merasa kakak-kakak tingkatku saja, mungkin ada yang tidak lebih baik dariku (dalam semua aspek yang aku khawatirkan) tapi mereka tetap bisa lolos. Maafkan bila ucapanku sedikit menyinggung atau bersifat sarkasme. Aku benar-benar memerlukan doping. I do. Sori jileo, jjeo-jjeoreo !!!

Ah ya, sedikit kalimat untuk temanku Garis Merah. Saat ini dia benar-benar merindukan saat-saat paling intim yang pernah dimiliki kelasku, Absrudism. Aku sangat beruntung bisa melalui semua ini bersama kalian, kameradku yang benar-benar tidak lupa untuk saling mengingatkan hal apapun. Entahlah, mungkin aku memang melankolis, tapi harus aku akui bahwa hampir tiga tahun menghabiskan waktu kuliah bersama kalian benar-benar berpengaruh pada perkembangan karakterku yang masih angin-anginan. Aku pernah berpikir bahwa aku mulai menjadi anti-sosial, tapi kosakata itu sepertinya memang tidak akan berlaku dikamusku karena aku tetaplah aku yang sulit untuk diam. Aku tidak perduli, aku nyaman dengan diriku.

Ps : kusisipkan sedikit lirik lagu yang menjadi pengantar tulisanku.
Aku merindukanmu
Mengucapkan hal ini menjadikanku semakin merindukanmu
Merindukanmu kendati aku tengah menatap fotomu
Momen-momen ini begitu bengis,
Aku benci diri kita
Saling menemui satu sama lain saja sekarang sangatlah sulit bagi kita
Sepenuhnya musim dingin meskipun ini bulan Agustus

BTS – Spring Day.
Aku tidak bermaksud mendoktrin, tapi percayalah, kau akan menyukai lagu ini kalau kau mencari tahu artinya dan mendalami maknanya :))))

Minggu, 09 Oktober 2016

Teenager Can Make Their Own Decision

Teenager Can Make Their Own Decision
by : Anisa Aulia

Teenager can make their own decision. When they grow up from child to teenager, they have gain a lot of knowledges. By their knowledges, they can choose the decision that they will take. It’s important for teenager to decided their faith, skill and dream to arrange their future.
It’s not impossible for people who have to choose their own faith when they are getting older. People who have parents with different faith commonly feeling confused about what faith that they have to choose. It’s very important to choose their own faith. They can be grow up in one faith or both of faith. It’s easier for them to choose their own faith if their parents don’t force them to choose the faith that they themselves choose. As a teenanger, they should have made their own decision without any doubt. Because faith comes from what someone believe in.
When someone was a child, she/he must be have something that they like to do. After that, seldom they will practice it. And when they grow up, they will find their own skill or passion. This skill which will make them more creative and active. It’s definitely good for their emotional and future, because we never know what does make we success in the future.
Everybody has dreams, since we were child until we’re getting older. As a teenager, it is important to decided their dreams. they should have know what dreams do they want to reach. The’ve known more about life and how to live a life, eventhough sometimes we change our dream when we find something more intersting or something that make us intersted in. But for dreams, people will try hard to reach it.
Teenager is the unstable phase. They are usually hard to decide their decision. But by the time, they can decide something little by little. Faith, skill and dream are the important decision that a teenager has to make.

10-29-2016

A Satisfying Result Comes From A Sufficient Time

A Satisfying Result Comes From A Sufficient Time
by : Anisa Aulia

People work better when they have sufficient free time. It’s important to work in the sufficient time. First, people will be enjoy do their job. Second, they will not be in under pressure. And the last but not least, they will feel satisfied with their job.
People will be enjoy do their job in their sufficient free time. It’s possible for people being stress when they do their job. It can be due to they’re afraid of the deadline. But when people do it the sufficient free time, they will enjoy their job. They will forget about the deadline, the responsibility about their job so they can be focused on their job.
People usually feel stress when they face their job. It drives them into the under pressure feeling. It’s absolutely bad for their job. They will not think clearly and correctly whe they’re working. Their brain is heating, their head is spinning and as the result, their mind can’t thinking. Commonly, creativity and satisfactory come from a peace mind. When they work in the sufficient time, they will make a very great result in their job.
Thanks to working in the suffcient time, people will be satified with their job. It’s not impossible for them to gain the best mark or appreciation from their boss or lecturer. And it leads into the happy feeling. After that, working in the sufficient time will be the alternative way that people choose to finish their job. So, they will not postpone their job in another chances.
Working in the sufficient time is very halpful. But, some people are still hard to do that. They rather choose to take a rest than to finish their job. Whereas, it affects their goal. Above all, we have to be serious in doing everything. We have to love what we do, and do what we love.

11-05-2016

Learning Foreign Language In Primary School is Better

Learning Foreign Language In Primary School is Better
by : Anisa Aulia

It’s better to learn a foreign language in primary school than in secondary school. There are some reasons why the advantages of this outweight the disadvantages. First, primary students are easily to learn. Second, learning foreign language is important. Third, learning foreign language makes childern have an open minded.
Primary students are still easy to learn. In primary school, students are commonly learning foreign language. It’s because they are easy and fast learner, childern can receive knowledge and information easily. That’s why we need to teach them foreign language since they are childern. As the example, when i was in primary school, I learned English because English is universal language in the world.
Learning foreign language is important. Due to most of the world use English as the universal language, therefore most of students in the world learn English as their first or second language since their in primary school. It can easily them to communicate with people from around the world. Even we are from different country, we still can talk each order by using English. Beside that, learning foreign language can enrich or improve our skill. If we can speak in some language, we can find job easily.
Learning foreign language makes childern have an open minded. By learning foreign language since in primary school, students will know more about another culture beside their own culture. It’ll make them learn how to tolenrant in each culture as the same human being.

Learning foreign language can make us more close with people around us or  even in around te world, we can also develop our language skill or knowledge by learning foreign language. By learning foreign language, we can travel the world.

10-09-2015

Selasa, 02 Agustus 2016

annyeonghaseyo~ akhirnya author kembali membuka laman ini setelah beberapa waktu diculik oleh kesibukan. Sedikit curhat nih, dari kemaren author udah punya bahan buat bikin cerpen baru, tapi males nulis dan ujung-ujungnya suka stuck -____- oh inspirasi, come to mama please !!! :') nah, sekarang author muncul dengan sebuah imagine. imagine ini adalah imagine pertama yang author bikin. Imagine pertama selama sepanjang sejarah sembilan tahun jadi fangirl :') jujur aja nih ya, jaman sekarang alias di tahun 2016 ini, jadi fangirl itu bisa bebas berekspresi bebas dengan cara yang sangat mudah. pokoknya enak banget deh ! cukup curhatnya ah, sekarang langsung aja author kenalin imagine ini. Enjoy it !

Title : Not Seeing You In The Same Way
cast : you (y/n) and Park Chanyeol.
lenght : one shot
Author : Sunny



Beberapa hari ini, kamu mendapati artis asuhanmu, Park Chanyeol, begitu rewel padamu. Sebagai managernya, kamu menjadi kewalahan menghadapi sikapnya yang angin-anginan. Kadang dia baik, kadang tega, kadang jutek, bahkan kadang dia bersikap manis padamu. Meskipun begitu,  kamu tetap bersikap tegas, dewasa dan hangat. Padahal kamu setahun lebih muda dari Chanyeol.
(di apartemen Chanyeol)
C : (y/n) kosongkan jadwalku akhir pekan ini !
Y : apa ? kenapa mendadak sekali ? kamu ini ya, apa berbuat seenaknya jadi watak kamu akhir-akhir ini, Yeol ?
C : pokoknya kosongkan. Ada yang harus aku lakukan.
Kamu merasa kesal dan hampir memarahi Chanyeol. Tapi mengingat Chanyeol yang jarang minta libur, terpaksa kamu harus membatalkan acara talkshow yang sementara belum dikonfirmasi.
Y : baiklah. Hanya hari Minggu.
C : *melirikmu lalu tersenyum* gomawo. Oh iya, (y/n) tolong ambilkan aku minum.
Y : *melotot pada Chanyeol, mengambil botol air mineral di kulkas, lalu duduk di samping Chanyeol* memangnya kamu mau kemana ?  Kamu tau, mengatur jadwalmu itu membuatku setengah frustasi. Untung saja undangan itu masih bisa kubatalkan.
C : ke suatu tempat, bersama seseorang. Penting. Dan.. *Chanyeol berbalik menghadapmu* terimakasih sudah menjadi partnerku (y/n). Apa jadinya aku tanpamu.
Kamu tersenyum lembut pada Chanyeol yang menatapmu dengan tulus. Lelaki ini sungguh baik seandainya sikap angin-anginannya ini tidak sering muncul ke permukaan. Tanpa sadar, hatimu menghangat.
Y : jadi, siapa seseorang itu ? teman kencan ?
Tanpa sadar, kamu merasakan denyut aneh di jantungmu ketika membayangkan lelaki baik nan menyebalkan ini memiliki teman kencan. Tapi kamu mengabaikan perasaan itu.
C : bukan, dia teman lamaku. Beberapa bulan ini, dia membuatku seperti orang gila. Aku harus segera mengatakan perasaanku. Aku... ternyata aku mencintainya.
Chanyeol mengusap wajahnya, dia tampak frustasi. Saat melihat Chanyeol yang begitu kacau, hatimu terasa sedih. Chanyeol tak pernah terlihat sekacau ini sebelumnya. Perempuan itu pasti sangat berarti untuk Chanyeol.
C : jangan sentuh aku (y/n), kamu membuatku seperti tidak berdaya.
Y : *kamu memukul bahunya yang tadi sempat kamu usap perlahan* ya Park Chanyeol ! aku ini sedang menyemangatimu. Percayalah, dia pasti akan membalas perasaanmu.
C : begitu ? *dia menatapmu dengan binar penuh harapan* tapi kurasa tidak, karena dia... di sepertimu (y/n) !!!
Y : mwo ? naega ?! memangnya kenapa dengan wanita sepertiku ?
C : ya ! wanita sepertimu itu adalah wanita yang paling aku benci sebenarnya. Karena sulit ditaklukan dan memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Pokonya, wanita seperti itu menyebalkan ! tapi dia... ah astaga, aku sungguh...
Y : ya ya ya !!! wanita sepertiku ini juga wanita normal. Aku juga suka laki-laki. Kenapa kamu membedakannya ?
C : jadi kamu menyukaiku ? *Chanyeol bertanya dengan cepat*
Y : Yap !! *jawabmu tak kalah cepat. Lalu kamu membekap mulutmu sambil bertatapan dengan Chanyeol. Berbicara lewat tatapan.* ya, Chanyeol... sudahlah, kamu sangat berhak untuk  percaya diri. Siapapun dia, pasti akan membalas perasaanmu. Percayalah..
C : hmm.. baiklah, aku pegang ucapanmu.
-skip ke hari Minggu-
(di apartemen Chanyeol)
Y : kamu dimana ? ini aku udah di apartemen kamu. Lagi demam juga. Tetap jadi kecannya ? *cecarmu via telepon*
C : jadi. Cepat, kamu turun ke kolam renang apartemen.
Y : bawel banget ya. Ini aku udah jalan ke kolam. Awas, jangan masuk kolam atau aku seret kamu ke studio IdolTalks sekarang juga.
Begitu kamu sampai di kolam renang apartemen Chanyeol, kamu menemukan lelaki itu dengan setelan polo-shirt putih dan celana jeans hitam. Dia sedang berbicara dengan seorang wanita yang memegang buket bunga di tepi kolam. Wanita itu tersenyum manis pada Chanyeol. Sepertinya cinta Chanyeol terbalas, lirihmu terasa sedih. Namun kamu menepis perasaan itu. Hubunganmu dengan Chanyeol harus tetap profesional. Tanpa sadar langkahmu terasa berat, namun akhirnya kamu berdiri di samping Chanyeol.
Y : kurasa pesonamu mutlak terletak di wajah dan sikapmu. Baju seperti ini dan nuansa sore aja bisa bikin wanita itu nerima kamu. sungguh gak rom..
C : tarik nafas
Y : apa ? oh..
BYUUUUURRR !!!
Kamu terjatuh ke dalam air. Tidak sendiri, kamu bersama Chanyeol ! lelaki itu menarik tanganmu ke dalam air dan membawamu ke sudut terdalam di kolam renang ini. kamu panik karena kamu terkejut. Kamu meronta, namun Chanyeol tetap menarikmu menuju rantai kecil yang terikat di kaki tangga kolam renang. Di rantai itu, ada cincin yang berkilauan. Kamu menatap Chanyeol dengan tanya. Namun lelaki itu menatapmu sambil membentuk tanda hati dengan jempol dan telunjuknya, lalu ia melirik cincin itu.
Butuh beberapa detik untuk kamu mengerti maksud Chanyeol, kamu menatapnya tak percaya. Sementara Chanyeol hanya tersenyum padamu. Persediaan oksigen yang semakin menipis membuatmu menarik cincin itu hingga terlepas dari rantainya. Lalu kamu menarik Chanyeol ke permukaan.
Y : ya, micheonnabwa ?!!
C : *dengan cepat Chanyeol mengecup keningmu* saranghae ! *ungkap Chanyeol sambil mengatur nafasnya*
Y : *kamu membalas tatapan dalam Chanyeol* kamu sadar apa yang baru aja kamu lakukan ?
C : ya, aku sangat sadar (y/n).
Y : kalau begitu lupakan kejadian ini.
C : Tapi aku gak bisa menahannya lagi. Kamu juga bilang kamu menyukaiku.
Y : kita harus profesional, Chanyeol-ssi.
C : persetan dengan semua itu. Aku terlalu nyaman denganmu !! aku tidak bisa melihatmu lagi sebagai manangerku. Aku tidak bisa melihatmu lagi tanpa merasa jantungku yang bagai mau meledak. *Chanyeol menatapmu dengan penuh kasih sayang, ia lalu memasangkan cincin yang masih kau gengam di jari manismu.* bisakah kita.. mulai sekarang.. berkencan ? *tanyanya dengan nafas yang naik turun. Sementara tangannya yang terasa panas masih menggengam tanganmu*
Y : tapi aku man...
C : kita pikirkan hal itu nanti. Aku ingin tau perasaanmu dulu.
Y : Chanyeol... kurasa aku mencintaimu tapi...
C : tapi apaaa ? katakan dengan jelas.
Y : tapi siapa wanita itu ?!
Chanyeol menatapmu penuh arti. Ia melirik perempuan itu yang kemudian memberikan buket bunganya pada Chanyeol.
C : untukmu. Dia florist disini. jadi bagaimana ? bukankah kalau kamu cemburu berarti kamu yakin mencintaiku ?
Y : Nado saranghae, Chanyeol Oppa. *kemudian Chanyeol memelukmu*

                -end-

Sabtu, 18 Juni 2016

Stranger Become Stronger

Apa saja yang bisa menggambarkan suatu bentuk kebahagiaan ? suara tawa ? tulisan ? air mata ? gambar ? sebutkan semuanya, maka itulah yang aku miliki hari ini. Kebahagiaan tak bisa aku bendung lebih lama lagi, semuanya terluapkan melalui cerita pendek saat diperjalan pulang bersama mama dan tulisan sederhanaku disini. Aku tak akan banyak menuturkan prolog, jadi biarkan aku menceritakan pengalaman luar biasaku hari ini, disini, sekarang juga.
Biasanya aku hanya memerlukan waktu satu jam untuk sampai BIP. Tapi hari ini, dua kali lipat. Dua jamku yang sangat panjang dan melelahkan. Berdesakan di angkutan umum, terjebak macet dan panas. Biasanya aku hanya perlu menyalip beberapa kendaraan guna mempersingkat waktu dengan motor kesayanganku. Namun pasca kecelakaan hari senin kemarin, aku belum cukup  berani untuk berkendara sendiri.
Hari ini, adalah hari yang dinantikan olehku dan teman-teman baruku, bisa ku sebut sebagai keluarga baru. Kami sudah saling mengenal lama melalui salah satu media sosial. Seperti tulisanku sebelumnya, aku memang banyak memiliki teman yang ku kenal melalui komunitas otaku. Kali ini, aku, dan teman-temanku yang berdomisili di Bandung, didatangi oleh temanku yang datang jauh dari Bali. Mereka adalah Hoodie, Mink dan Pandu. Sejak lama mereka sudah berencana akan datang ke Bandung, akhirnya datang juga.
Hari ini kami janjian di BIP. Jam 2. Tapi aku datang jam setengah tiga, macet yang sangat parah. Begitu aku datang, mereka sudah menungguku. Kasihan mereka =))) wajah mereka tak asing walaupun kami baru bertemu sekali. Ya ya ya... beberapa sudah pernah kutemui dua-tiga kali. Seperti Rays, Karin dan Abbis. Mereka kan, memang orang Bandung. Jadi wajar saja kalau kami sudah beberapa kali bertemu, walaupun tetap saja susah untuk sekedar bertemu.
Hey, tunggu..
“Ly, gaya banget pake masker ?” sindir mereka. Astaga, aku belum sembuh total. Doakan ya ^^
“akhirnya kita ketemu !!!” kata kami bangga dan senang. Jelas, perjuangannya tidak mudah memang.
“eh iya, sekarang kita kemana dong ?” tanyaku, melihat kondisi kami, yang sudah seperti rombongan anak hilang, belum lagi berdiri dengan tidak jelasnya di depan toko di hari puasa pula.
“oh iya, kita bikin fs aja dulu.” Saranku. Mengingat banyak member yang tidak bisa ikut menjadi sangat cerewet di grup meminta foto selfie kami dengan kertas yang bertuliskan nama  mereka.
Setelah itu kami, yang bagaikan sekumpulan anak ayam kehilangan induk, berjalan-jalan mecari tempat untuk foto di tengah keramaian BIP yang mendadak padat sekali.
Ketemu !!!
Akhirnya kami memutuskan untuk berfoto di koridor dekat Giggle Box. Yang ku tahu tempat ini sepi, tapi hari ini jadi sangat ramai. Belum lagi ditambah kereta mini yang berputar-putar di sekeliling kami. Di tambah, kami menjadi tontonan pengunjung yang baru saja menjejakan kaki di mall. Mungkin mereka akan berpikir, “guru mana yang tega membiarkan murid-muridnya terpisah dari rombongan bis ?”
Setelah berfoto, kami bingung harus kemana dan melakukan apa. Akhirnya, kami memutuskan untuk bermain di Timezone. Sekian rupiah dari saku kami keluarkan.
“dua rebu !” Si Abbis ngotot. Padahal dia baru beli tiket nonton XXI weekend.
“enak aja Abbisyah !!!” balasku yang di balas cengiran Abbis.
Akhirnya, sekian puluh ribu aku keluarkan. Mereka pun terpancing, dan alhasil sekian puluh ribu terkumpul ditanganku. Setelah itu, aku dan Karin membeli kartu Timezone. Dan yatta !!! kami dapat bonus saldo 100%. Puaslah kami bermain-main hari ini.
Kurasa Hoodie yang paling semangat. Baru dapat kartu, dia udah ngajak joged di permainan dance yang injak-injak kotak warna-warni itu (jangan salahkan aku kalau aku belum pernah tau apa nama permainan itu). Belum lagi, diam-diam dia hapal dengan lagu-lagu K-pop. Siapa sangka ?! =)))